chuzmansda@gmail.comREPUBLIKA.CO.ID, SOLO—Orang yang berpuasa bisa
menghindari sedikitnya 50 jenis penyakit. Hal ini lantaran ketika berpuasa,
produksi oksidan atau radikal bebas berkurang sementara tubuh memproduksi
antioksidan.
“Pada saat puasa, hormon dalam tubuh berubah salah
satunya menghasilkan antioksidan. Pada hari ke 7-14 kadar antioksidan akan
meningkat,“ ujar dokter konsultan gizi, Sri Rusmanti, dalam diskusi Tinjauan
Manfaat Puasa dari Sisi Medis di Rumah Sakit Umum Islam Kustati Solo, Sabtu
(8/8).
Rusmanti menjelaskan metabolisme akan menghasilkan sisa yang jika menumpuk
akan berbahaya bagi tubuh. Metabolisme karbohidrat akan menghasilkan sisa
oksidan atau radikal bebas.
Zat kimia
ini sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan protein, lemak, karbohidrat, atau
inti sel tubuh. “Reaksi antara radikal bebas dan molekul itu mengakibatkan
rusaknya beberapa sel jaringan dalam tubuh sehingga timbullah penyakit, “
ujarnya.
Penyakit
yang timbul dari radikal bebas, ujarnya, umumnya adalah penyakit degeneratif
atau penuaan dini dan peradangan. Radikal bebas juga dapat menyerang inti sel
sehat yang kemudian dapat bermutasi menjadi sel tumor atau kanker. Pada dinding
pembuluh darah, radikal bebas dapat menyebabkan peradangan yang mengakibatkan
penyakit jantung koroner. Radikal bebas dalam pembuluh darah dapat menyebabkan
penyakit hipertensi dan stroke.
Dalam jumlah yang sedikit, radikal bebas bermanfaat untuk membunuh kuman
atau virus. Tetapi jika berlebih, radikal bebas disejajarkan dengan racun.
Selain berasal dari metabolisme tubuh, radikal bebas tersebut juga dapat
berasal dari lingkungan luar, seperti zat polutan, makanan berpengawet, atau
makanan tinggi kadar gula dan garam.
Tak hanya itu, Rusmanti mengatakan, metabolisme protein juga akan
menghasilkan sampah asam urat, amoniak, dan ureum. Berlebihnya sisa asam urat
dalam tubuh menyebabkan penyakit asam urat, sementara amoniak dapat meracuni
otak.
“Sebenarnya
tubuh punya mekanisme pembuangan sendiri lewat kencing, buang air besar, dan
keringa. Ttetapi, ada yang makan lebih dari yang dibutuhkan tubuh sehingga
tidak semua zat sisa keluar, “ ujarnya.
Penetralan
zat sisa metabolisme tubuh tersebut akan berlangsung ketika seseorang berpuasa.
Tubuh akan menghasilkan zat yang dapat menetralkan sisa metabolisme tersebut
seperti insulin yang mengelola gula darah. Puasa juga akan menurunkan kadar
adrenalin, zat yang memicu kerja jantung sehingga emosi akan turun. Hormon
kesuburan, testosterone ternyata juga meningkat pada orang yang berpuasa.
Karena itu, Rusmanti menyebutkan, sedikitnya sekitar 50 penyakit dapat dicegah
dengan puasa.
Meski demikian, Rusmanti mengungkapkan, penyakit
tersebut hanya dapat dicegah dengan puasa yang benar. Selain menjalankan segala
ibadah sesuai ajaran Islam, orang yang berpuasa juga menjalankan pola makan
yang baik yakni makan makanan yang tidak tercampur dengan bahan-bahan
berbahaya. Saat buka dan sahur pun, asupan makanan diharuskan tidak berlebihan.
Dia
mengutarakan, pada saat berbuka, sebaiknya mengonsumsi minuman yang bersuhu
sama dengan suhu tubuh. “Kalau minum es akan memicu asam lambung, akibatnya
akan kembung dan mengganggu pencernaan berikutnya, “ ujarnya.
Memakan
kurma tiga biji saja pada saat berbuka sudah dapat menghasilkan 50 kalori untuk
menjalankan shalat Maghrib. Kebiasaan menyantap kolak bersantan sebenarnya
kurang tepat karena memerlukan proses pencernaan sehingga kurang cepat
menghasilkan energy.
Selesai
shalat, Rusmanti menganjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dan
tidak tinggi lemak, serat, dan protein. Nasi yang diolah harus memiliki
kematangan yang cukup. Untuk jenis sayuran, Rusmanti menganjurkan yang tidak
mengandung serat tinggi dan mudah diproses seperti bayam, wortel, dan terong.
Konsumsi daging sebaiknya tidak menyertakan kulit dan dikunyah sampai lembut.
Saat sahur,
Rusmanti menyarankan, sebaiknya mengonsumsi makanan yang banyak mengandung
serat. Makanan kaya serat tidak akan segera dicerna usus sehingga tidak cepat
lapar. Makanan tersebut diantaranya nasi, kacang-kacangan termasuk tempe, dan
sayuran. Untuk menjaga stamina, pada saat sahur juga sebaiknya mengonsumsi
karbohidrat dan protein dari makanan seperti telur ataupun susu sapi.
Konsumsi
roti atau mie, ujar Rusmanti, sebaiknya dihindari karena cepat menimbulkan rasa
lapar disamping adanya kandungan zat kimia. Pada saat sahur, hindari pula gorengan
karena memerlukan banyak air dalam proses pencernaan sehingga menimbulkan rasa
haus. Ketika sahur, hal yang paling utama diperhatikan adalah mengonsumsi air
untuk mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan pada saat puasa. (Red: Arif
Supriyono – Republika)
0 komentar:
Posting Komentar